Senin, 30 Mei 2016

Mount Slamet

PENDAKIAN GUNUNG SLAMET

 Gunung Slamet adalah gunung tertinggi di Jawa Tengah dan merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.432 mdpl. Pada masa penjelajahan dunia yang pertama Sir Frances Drake, seorang pelaut Inggris pada tahun 1580, ketika itu melihat Gunung Slamet dan segera mengarahkan perahunya dan berlabuh di Cilacap.

Gn. Slamet dapat didaki melalu 3 jalur, lewat jalur sebelah Barat Kaliwadas, lewat jalur sebelah selatan Batu Raden dan lewat jalur sebelah timur Bambangan. Dari ketiga jalur tersebut yang terdekat adalah lewat Bambangan, selain pemandangannya indah juga banyaknya kera liar yang dapat ditemui dalam perjalanan menuju ke puncak slamet.

JALUR BAMBANGAN

Jalur Bambangan adalah jalur yang sangat populer dan merupakan jalur yang paling sering didaki. Route Bambangan merupakan route terpendek dibandingkan route Batu Raden dan Kali Wadas.

Dari kota Purwokerto naik bus ke tujuan Purbalingga dan dilanjutkan dengan bus dengan tujuan Bobot sari turun di Serayu. Perjalanan disambung menggunakan mobil bak angkutan pedesaan menuju desa Bambangan, desa terakhir di kaki gunung Slamet.

Di dusun yang berketinggian 1279 mdpi ini para pendaki dapat memeriksa kembali perlengkapannya dan mengurus segala administrasi pendakian. Selepas dari jalan aspal perkampungan belok ke kanan, Pendaki akan menyeberangi sungai dengan cara melompat dari satu batu ke batu yang lain, bila sedang musim hujan aliran air deras akan menutupi batu-batuan ini. Selanjutnya akan melewati ladang penduduk selama 1 jam menuju pos Payung dengan keadaan medan yang terjal.

Pos Payung merupakan pos pendakian yang menyerupai payung raksasa dan masih berada di tengah-tengah perkebunan penduduk. Selepas pos Payung pendakian dilanjutkan menuju pondok Walang dengan jalur yang sangat licin dan terjal di tengah-tengah lingkungan hutan hujan tropis, selama kurang lebih2 jam. Selepas pondok Walang, medan masih seperti sebelumnya, jalur masih tetap menanjak di tengah panorama hutan yang sangat lebat dan indah, selama kira-kira 2 jam menuju Pondok Cemara.

Sebagaimana namanya, pondok Cemara dikelilingi oleh pohon cemara yang diselimuti oleh lumut. Selepas pondok Cemara pendakian dilanjutkan menuju pos Samaranthu. Selama kira-kira 2 jam dengan jalur yang tetap menanjak dan hutan yang lebat. Samaranthu merupakan pos ke 4. Kira-kira 15 menit dari pos ini terdapat mata air bersih yang berupa sungai kecil. Selepas Samaranthu, medan mulai terbuka dengan vegetasi padang rumput.

Pendaki akan melewati Sanghiang Rangkah yang merupakan semak-semak yang asri dengan Edelweiss di sekelilingnya, dan sesekali mendapati Buah Arbei di tengah-tengah pohon yang menghalangi lintasan pegunungan. Pendaki juga akan melewati Sanghiang Jampang yang sangat indah untuk melihat terbitnya matahari.

Kira-kira 30 menit kemudian pendaki akan tiba di Plawangan. Plawangan (lawang = pintu) merupakan pintu menuju puncak Slamet. Dari tempat ini pendaki akan dapat menikmati panorama alam yang membentang luas di arah timur.

Selepas Plawangan lintasan semakin menarik sekaligus menantang, selain pasir dan bebatuan sedimentasi lahar yang mudah longsor pada sepanjang lintasan, di kanan kiri terdapat jurang dan tidak ada satu pohon pun yang dapat digunakan sebagai pegangan.

Di daerah ini sering terjadi badai gunung, oleh karena itu pendaki disarankan untuk mendaki di pagi hari. Kebanyakan pendaki meninggalkan barang-barang mereka di bawah, untuk memperingan beban. Dari Plawangan sampai di puncak dibutuhkan waktu 30- 60 menit. Dari sini pendaki dapat melihat puncak Slamet yang begitu besar dan hamparan kaldera yang sangat luas dan menakjubkan, yang biasa disebut dengan Segoro Wedi. Apabila kita ingin turun menuju jalur lain, misalnya Guci, pendaki harus melewati kompleks kawah untuk memilih jalur yang diinginkan.

JALUR KALIWADAS

Kaliwadas merupakan sebuah dusun yang berketinggian 1850 mdpi dan masuk wilayah Desa Dawehan, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, atau tepatnya berada pada barat daya lereng Gunung Slamet. Untuk menuju Kaliwadas dapat ditempuh dari kota Bumiayu menuju Pangasinan dengan menggunakan Angkutan Pedesaan jenis Colt yang memakan waktu 2 jam. Setiba di Pasar Pangasinan, perjalanan dilanjutkan menuju Kaliwadas dengan menggunakan Jeep Hardtop atau menggunakan angkutan umum jenis kendaraan terbuka yang beroperasi hingga pukul 18.00.

Pendaki dapat menyiapkan segala perbekalan dan perizinan dari Kaliwadas ini. Kira - kira 300 m selepas jalan desa, pendaki diarahkan menuju jalan setapak. Satu jam kemudian pendaki akan melewati Tuk Suci yang oleh penduduk setempat diartikan sebagai mata air suci. Di Tuk Suci ini terdapat aliran air yang dibendung, yang berfungsi sebagai pengairan desa di bawahnya. Selepas Tuk Suci, medan mulai menanjak menembus lorong-lorong tumbuhan Bambu yang berukuran kecil. Penduduk sekitar menyebutnya Pringgodani. Enam puluh menit kemudian pendaki akan tiba di pondok Growong.

Pondok Growong merupakan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda. Di sekitar area ini banyak ditemukan pohon besar yang di bawahnya terdapat lubang berukuran cukup besar. Selepas pondok Growong lintasan relatif datar sampai pada sebuah jembatan kecil yang bemama taman Wlingi, yang berada di ketinggian 1953 mdpl. Di daerah ini terdapat persimpangan, lintasan yang lurus dan lebar menuju ke Sumur Penganten. Berjarak 500 m dari area terdapat sumber air, yang juga merupakan sebuah tempat keramat di mana banyak peziarah yang datang untuk meminta berkah.

Jalur ke kiri merupakan lintasan yang menuju ke puncak. Keadaan lintasan semakin menanjak. Di sepanjang lintasan mulai banyak dijumpai pohon tumbang dan pohon penyengat. Lintasan kadang tertutup oleh semak belukar sehingga pendaki harus waspada agar tidak tersesat. Lintasan mulai kembali melebar ketika pendaki melewati persimpangan Igir Manis yang berada di ketinggian 2600 mdpl. Di sekitar area ini akan didapati tetumbuhan Adelweiss dan tetumbuhan Arbei. Setelah itu pendaki akan sampai di Igir Tjowek yang berada di ketinggian 2750 mdpl. Daerah ini masuk kawasan Gunung Malang. Di sini terjadi pertemuan jalaur ini dengan jalur Baturaden. Beberapa meter kemudian barulah pendaki tiba di Plawangan.

Plawangan merupakan sebuah tanah yang cukup datar di daerah terbuka, sekaligus merupakan batas vegetasi. Untuk menuju puncak dibutuhkan waktu kira-kira 2 jam. Pendaki dapat berangkat pagi agar dapat menikmati keadaan puncak dan sekitamya dalam keadaan cuaca cerah. Selepas Plawangan lintasan semakin tajam hingga mencapai sudut pendakian 60. Selanjutnya keadaan lintasan semakfn parah dengan medan bebatuan vulkanik yang mudah longsor. Bau belerang terasa menyengat dari kawah ketika pendaki tiba di puncak bayangan. Setiba di daerah ini, pendaki tinggal melipir pada gigir kawah menuju arah timur.

Setelah melewati Tugu Surono yang berupa tumpukan batu, pendaki akan sampai di puncak tertinggi Gunung Slamet yang ditandai dengan patok triangulasi dan tower. Dulu tempat ini juga digunakan sebagai pemantauan aktivitas gunung api ini. Di puncak tertinggi kedua se-Jawa ini pendaki dapat menyaksikan pemandangan pada arah timur. Tampak beberapa puncak seperti Gunung Sumbing, Sundoro, Merbabu, Merapi, dan puncak Ciremai di arah barat. Semuanya berdiri kokoh sekan-akan menjadi pasak bumi Pulau Jawa.

JALUR BATU RADEN

Dari kota Purwokerto menuju tempat wisata Batu Raden menempuh jarak 15 km arah utara dan dapat ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan Angkutan umum. Batu Raden yang merupakan daerah wisata yang terkenal dengan Pancuran Telu dan Pitu ini berada di ketinggian 760 mdpl. Pancuran tersebut merupakan aliran mata air panas yang mengandung belerang. Jalur ini merupakan jalur tersulit dan jarang dilalui pendaki. Terbentang di sebelah selatan kaki Gunung Slamet pada ketinggian sekitar 640 m di atas permukaan laut. Baturraden terletak hanya 14 km dari Kota Purwokerto yang dihubungkan dengan jalan yang memadai. Di tempat wisata ini Anda dapat menikmati pemandangan indah & udara pegunungan yang segar dengan suhu 18 Celcius 25 Celcius. Sedangkan Gunung Slamet dengan ketinggian 3.428 m, merupakan gunung berapi terbesar dan gunung tertinggi ke-2 di Jawa.

Jika cuacanya bagus, Kota Purwokerto dapat terlihat dari Baturraden, begitu juga dengan Cilacap dan Nusa Kambangan. Ketika kita melihat gunung Slamet, kita dapat melihat lereng gunung Slamet yang ditutupi oleh hutan Heterogen. Taman Rekreasi di Baturraden menyajikan alam pegunungan & lembah sunyi yang dihiasi air terjun serta sumber air panas Belerang dan Pancuran. Di tempat ini juga dapat dinikmati berbagai mainan anak, menara pandang, Taman Botani, Kolam Renang. Tempat pemandian air panas, Kintamani, kolam luncur, sepeda air, kereta gantung, & kebun binatang Widya Mandala.

Selepas pal Taman Wisata Batu Raden, lintasan berbelok ke kanan dan menurun. Dalam perjalanan menuju pos I banyak ditemui cabang lintasan, yang merupakan jalan tikus yang banyak dibuat oleh penduduk setempat. Di tengah perjalanan pendaki akan melewati sebuah sungai. Setelah itu lintasan kembali datar dengan sajian jurang yang menganga pada sisi kanan lintasan. Untuk sampai di pos I dibutuhkan waktu selama 3 jam.

Selepas pos I lintasan mulai menanjak dengan sajian hutan yang rimbun dan asri, selama 2 jam. Untuk sampai di pos III dibutuhkan waktu selama 3 jam dengan lintasan yang tidak begitu menanjak. Vegetasi di pos III masih dalam kungkungan hutan hujan Tropis. Selepas itu pendaki akan melipir pada sebuah punggungan tipis yang berada di ketinggian 1664 mdpl. Daerah tersebut bemama Igir Leiangar. Selepas pos IV, tepatnya di puncak Gunung Malang, akan ditemui persimpangan dengan jalur Kaliwadas. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju ke Plawangan, lalu berbelok ke kanan menuju puncak Slamet.

GUCI HOT WATER SPRING

\

Rabu, 25 Mei 2016

Mount Sumbing

PENDAKIAN GUNUNG SUMBING

Sindoro dan Sumbing yang letaknya sangat berdekatan, membentuk lanskap pemandangan indah gunung kembar yang populer sebagai model lukisan sederhana ala anak-anak. Kedua gunung ini menjulang tinggi di tengah-tengah Provinsi Jawa Tengah, keduanya sering dijadikan destinasi pendakian para pendaki Gunung dari seluruh Indonesia.

Kali ini, kami bakal menyajikan informasi tentang salah satu dari kedua gunung kembar ini, yakni Gunung Sumbing yang punya ketinggian lebih menjulang. Informasi yang akan dibahas di sini berupa gambaran singkat Gunung Sumbing, Informasi pendakian berupa jalur dan spot-spot menarik, serta tips-tips yang bisa diterapkan jika kamu ingin mendaki gunung ini.

Lokasi



Gunung Sumbing berada di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya masuk wilayah 3 Kabupaten, yakni Magelang, Wonosobo, dan Temanggung. Celah antara Gunung Sumbing dan Sindoro dilewati jalan yang menghubungkan Wonosobo dan Temanggung, yang terkenal dengan sebutan Kledung Pass. Gunung Sumbing merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah, ketinggiannya hanya kalah dari Gunung Slamet

Spot Menarik

Jika kamu mendaki gunung Sumbing, ada banyak sekali spot-spot menarik dan momen-momen yang bisa kamu temui di gunung indah ini. Berikut ini beberapa diantara spot dan momen menarik yang bisa kamu nikmati.

Sunrise
 
Seperti di kebanyakan gunung-gunung tinggi, momen sunrise tentunya selalu memiliki nila spesial, tak terkecuali di Gunung Sumbing. Munculnya matahari saat pagi menjelang akan memberikan warna-warna indah di langit gunung Sumbing, belum lagi ada lautan awan yang menambah indah pemandangan, pokoknya poll banget lah buat kamu nikmati bersama secangkir kopi.
f
Kawah
 
Gunung Sumbing merupakan gunung api aktif bertipe stratovolcano, tak heran di puncaknya terdapat kawah indah yang bisa kamu kunjungi. Tak ada data yang jelas kapan terakhir gunung ini meletus, namun dewasa ini, Gunung Sumbing nampaknya sedang sedikit tertidur, sehingga kawahnya pun tak terlalu menunjukkan aktivitas yang membahayakan. Dengan kondisi ini, kamu bisa mengunjungi langsung pasir yang ada di kawah ini, untuk sekedar berfoto atau mengagumi keindahan alam. Kawah Sumbing juga punya panorama alam yang indah, karena dikelilingi tebing batu yang sangat mempesona.

View Gunung Sindoro
Karena posisinya yang sangat berdekatan, wajar jika pemandangan Gunung Sindoro telihat jelas dari Gunung Sumbing. Sindoro yang gagah perkasa berdiri tegak di seberang, menampakkan pemandangan super mewah selama kamu melakukan pendakian.


Puncak

Puncak Buntu (3.362 mdpl)


Puncak Sejati (3.371 mdpl)



Jalur Pendakian

Ada banyak sekali pilihan jalur untuk mendaki Gunung Sumbing, dengan yang paling populer dan sering digunakan para pendaki adalah via Garung. Kamu bebas memilih jalur mana yang akan kamu gunakan, setiap jalur memiliki karakteristik dan keindahan tersendiri. Jika baru pertama kali mendaki gunung ini, dengan tidak ditemani teman atau guide yang sudah pernah mendaki gunung ini, disarankan untuk memilih jalur yang ramai digunakan dan cukup populer, agar resiko tersesat bisa diminimalisir.

Garung (Wonosobo)

Garung merupakan nama sebuah desa yang terletak di sisi utara kaki gunung Sumbing. Jalur ini merupakan jalur paling populer yang sudah sejak dahulu digunakan para pendaki yang datang ke Gunung Sumbing. Tak jauh dari sini, bisa ditemukan basecamp pendakian untuk Gunung Sindoro, sehingga jalur ini sangat cocok digunakan untuk kamu yang berniat mendaki Sindoro Sumbing secara berurutan. Jalur Garung punya 2 rute yang bisa dilewati, yakni lewat jalur lama dan jalur baru, sekarang ini kebanyakan pendaki lebih memilih jalur baru.


Total waktu perjalanan kurang lebih 8-9 jam tergantung speed mendakimu, rincian pembagian waktunya sebagai berikut :
  • Basecamp menuju Pos 1 Malim kurang lebih sejam
  • Pos 2 ke Pos 2 Gatakan kurang lebih 3 jam
  • Pos 3 menuju Pestan kurang lebih 15 menit
  • Pestan ke Watu Kotak kurang lebih 1 stengah jam
  • Watu Kotak menuju Puncak Buntu/Kawah kurang lebih 2 jam


Sabtu, 21 Mei 2016

Mount Ungaran




PENDAKIAN GUNUNG UNGARAN


 Jalur Pendakian Gunung Ungaran Kabupaten Semarang kini semakin nyaman didaki, bahkan untuk pemula sekalipun. Dari pasar Jimbaran hingga ke Pos Mawar kini sudah diplester halus dan bisa dilalui kendaraan. Tak perlu capek-capek berjalan dari jalan raya seperti waktu dulu. Namun tak jarang juga ada pendaki yang lebih suka jalan kaki, supaya lebih greget, tambah keringat dan makin banyak cerita yang bisa ditulis dan diceritakan kembali ke anak cucu kelak.

Dengan berjalan kaki, kamu akan mempunyai banyak waktu untuk mengeksplor Jalur Pendakian Gunung Ungaran lebih dalam. Makin banyak pula spot menarik pulang yang bakal kamu temui ketika berjalan kaki. Nah, berikut 10 spot menarik yang saya temui ketika mendaki Gunung Ungaran selangkah demi selangkah dari Jimbaran, Mawar hingga ke puncak. 

1. Pasar Jimbaran

Pasar_jimbaran@anandaranz

Jika kamu ingin mendaki gunung ungaran dengan jalur mawar, maka pasar Jimbaran adalah tempat pemberhentian angkot paling ujung. Pasar ini cukup unik, seakan tak pernah sepi barang satu menit pun. Para penjual sayur sudah mulai dasaran menjajakan dagangannya sedari jam 2 pagi. Namun untuk penjual makanan matang atau toko roti, mie instan, minuman botol mulai buka jam sekitar jam 5 an. Bila belum membawa logistik, perbekalan, kamu bisa membelinya di sini, dijamin harganya lebih murah daripada beli makanan di tempat yang lebih tinggi dari pasar jimbaran.

2. Umbul Sidomukti

Para pendaki yang jalan kaki biasanya tidak melewati jalur ini karena jaraknya bakal berlipat ganda. Namun bila kau type pendaki yang santai dan punya segudang waktu, kamu bisa mampir melewati umbul sidomukti sembari menikmati pemandangan dan suasana sekitar.

3. Pondok Kopi

Pondok kopi ini letaknya persis di bawah camp mawar. Bisa kamu jadikan tempat istirahat sambil menikmati sajian dan jajanan ala Cafe pegunungan. Duduk duduk manis di kursi dan meja panjang sembari menikmati hangatnya cahaya. Bila ingin lebih syahdu, kamu bisa mapir ketika pagi, sore dan malam hari untuk mendapatkan suasana yang adem, sejuk dan bisa juga romantis.

4. Camp / Pos Mawar

IMG_4674

Selain sebagai tempat pendaftaran pendakian dan membayar biaya retribusi, kamu bisa melepas lelah dan beristirahat di sini bila tidak membawa tenda. Camp mawar bisa dijadikan untuk tempat berteduh dari hujan, kabut dan dinginnya angin malam gunung ungaran. Ada Mushola, tempat mandi, toilet, listrik dan pesediaan air melimpah. Kalau ingin jajan yang anget-anget, di atas camp ada deretan warung yang menjual makanan dan minuman, tentunya dengan harga yang sudah disesuaikan. Bila ingin kemah, kamu bisa mendirikan tenda di camping ground dekat dengan pepohonan pinus.

5. Hutan Primer dan Pepohonan

hutan gunung ungaran

Spot menarik ketika naik gunung adalah apa saja yang kita temui selama perjalanan.  Kita bakal banyak menemui pohon pohon yang langka di perkotaan. Pohon pohon yang rindang menjejukkan hati dan menyegarkan paru paru. Bahkan ada juga pohon yang buahnya mirip rambutan namun rambutnya lebih mirip seperti duri landak, kaku dan tajam. SANTAI!  tidak usah berebut untuk mencari pepohonan, banyak pepohonan yang menarik untuk diperhatikan.

6. Kolam Renang dan Sumber Air Terakhir.

kolam renang gunun ungaran

Ada yang menyebutnya kolam ikan, ada juga yang menyebutnya kolam renang. Yang jelas, di sini adalah tempat terakhir kamu bisa mengisi persediaan air minum. Kamu bisa memenuhi botol dan tremos untuk persediaan air selama mendaki. para pendaki biasanya memanfaatkan spot ini untuk beristirahat dan bebersih diri. saya sendiri lebih memilih untuk berenang untuk menghilangkan panas walau airnya tidak begitu jernih. tapi ketika kamu mau berenang, saya sarankan ketika turun gunung supaya lebih syahdu, segar dan puas.

7. Candi Promasan

candi promasan

Promasan adalah desa yang berada di tengah kebun teh medini, komplek tempat tinggal para pemetik teh. Namun para pendaki juga biasa mampir ke sini untuk bermalam dan mencari makanan sebelum naik untuk berburu sunrise. Penduduk di promasan sudah terbiasa dengan kehadiran para pendaki.

8. Kebun Teh Medini

kebun teh  medini

Kebun teh seperti yang pernah saya tulis sebelumnya di sini. Dengan luas sekitar 380an hektare ini menyuguhkan pemandangan hijau nan menyejukan hati. Tidak sedikit pendaki yang mendirikan tenda di sekitar kebun. Di sini kita juga bisa belajar proses pemetikan daun teh mutu tinggi, hingga menjadi teh yang siap seduh. Kebun teh ini juga salah satu spot paling menarik ketika mendaki gunung ungaran. Background berfoto yang hijau pasti menyegarkan visual kamu. Seperti pada spot di atas.

9. Goa Jepang

goa jepang

Goa Jepang adalah bekas tempat bersembunyi pasukan Jepang ketika masa romusha dahulu. Goa dengan belasan bilik bilik ini minyisakan berbagai misteri dan pasti membuat penasaran bagi para jiwa jiwa yang pemberani. Tidak sedikit orang yang masuk ke sini dan menelusurinya dengan bulu kuduk yang berdiri. penasaran kan? ayo buktikan sendiri uji nyali.

10. Puncak Gunung Ungaran

puncak gunung ungaran

Spot yang paling dicari dalam sebuah pendakian pastilah puncak gunung.  Puncak dengan ketinggian 2050mdpl ini mempunyai 3 pucuk tugu dan sebuah tiang bendera. Spot ini paling padat dan ramai ketika berbagai jenis manusia menunggu sang surya terbit di timur. Namun bukan itu saja, coba pandang dan perhatikan pemandangan sekelilingnya. banyak sekali spot yang bagus untuk jadikan background foto.

Nah, tadi hanyalah 10 spot, sebagian kecil dari spot spot menarik lainnya yang bisa kamu temui ketika mendaki Gunung Ungaran dengan berjalan kaki selangkah demi selangkah. Ciptakan spot menarikmu sendiri. Supaya tetap menarik, Jagalah selalu alam dan ekosistemnya supaya tetap asri. Jauhkan dari tangan tangan jahil supaya tetap lestari. 

Pendakian Gunung Merbabu 

  Gunung Merbabu adalah salah satu gunung yang sangat populer dikalangan para pendaki gunung di Indonesia. Gunung Merbabu  terletak di Jawa Tengah dengan ketinggian 3.142 Mdpl. Gunung ini memiliki medan pendakian yang tidak terlalu sulit namun mempunyai pemandangan yang sangat indah. Gunung Merbabu sendiri berdiri berdekatan dengan Gunung Merapi di sebelah selatannya. 


Gunung Merbabu dapat di daki melalui 4 jalur dengan 1 jalur baru yaitu : 1. Jalur Selo (Boyolali) 2. Jalur Wekas (Magelang) 3. Jalur Cunthel (Magelang) 4. Jalur Thekelan (Magelang) 5. Jalur Suwanting (Magelang)
Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Selo Boyolali

  Untuk menuju basecamp pendaki Gunung Merbabu via Selo kita naik bus jurusan Magelang-Boyolali kemudian turun di Polres Selo. Dari Selo tidak ada angkutan yang bisa digunakan untuk menuju basecamp dan salah satu cara yang bisa kita pakai adalah dengan naik ojek.  Disini terdapat 2 basecamap yang bisa kita gunakan yang letaknya sekitar 50 meter sebelum gapura jalur pendakian gunung merbabu. Ada papan penujuk di depan basecamp sehingga para pendaki bisa dengan mudah menemukannya.
  Setelah sampai di basecamp kita dapat melakukan registrasi dengan tarif Rp 4000 per orang. Jika menitipkan motor dikenai biaya Rp 3000 per motor. Di Gunung Merbabu tidak diberlakukan sistem kuota, jadi tidak ada batasan berapa jumlah pendaki yang boleh naik kecuali ada hal-hal penting tertentu seperti kebakaran hutan, atau jalur pendakian longsor atau juga ada pencarian pendaki yang hilang.
Untuk melakukan registrasi kita bisa menggunakan KTP, KTM atau SIM untuk keperluan pendataan jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan.

Basecamp - Pos 1 (Dok Malang)


Dari basecamp perjalanan dimulai dengan melewati gerbang pendakian Gunung Merbabu jalur Selo. Setelah itu kita akan berjalan di tengah hutan pinus yang biasanya digunakan sebagai camping ground. Dari sini jalur pendakian masih terbilang cukup landai dan jelas karena sepanjang jalan menuju Pos 1 terdapat banyak petunjuk arah yang bisa menuntun kita. Untuk menuju Pos 1 diperlukan waktu sekitar 1 jam perjalanan.



Pos 1 sendiri berupa sebidang tanah yang bisa kita gunakan untuk mendirikan beberapa buah tenda saja. Pos ini terletak di tengah hutan sehingga pemandangan terhalang oleh pohon-pohon. Di pos 1 juga tidak adabangunan atau shelter yang bisa kita buat berteduh ketika hujan, selain itu juga tidak ada sumber mata air disini.

Pos 1 - Pos 2 (Pandean)

Selepas Pos 1 menuju Pos 2 perjalanan dimulai dengan jalur yang masih landai yang membentang di tengah hutan tropis yang udaranya sejuk. Di tengah perjalanan kita akan menemukan pos bayangan. Sebelum pos bayangan ada tanjakan yang cukup terjal dan ini adalah trek terberat selama perjalanan menuju Pos 2. Diperlukan waktu sekitar 45 - 60 menit perjalanan untuk sampai di Pos 2.
Kondisi Pos 2 hampir sama dengan Pos 1 hanya berupa sebidang tanah tanpa adanya shelter. Pos ini juga berada di tengah hutan jadi masih tidak ada pemandangan yang bisa dilihat.

Pos 2 - Pos 3 (Watu Tulis)

Setelah itu perjalanan dilanjutkan menuju Pos 3 yang kali ini jalur pendakian sudah mulai terbuka dan sudah mulai sedikit menanjak. Disini kita sudah bisa menyaksikan pemandangan lembah pegunungan dan bunga edelweiss yang tumbuh di lereng gunung. Untuk sampai di Pos 3 diperlukan waktu sekitar 30 - 45 menit.
Pos 3 ini berupa tanah datar yang cukup luas. Di pos ini pendaki bisa mendirikan banyak tenda. Disini medannya terbuka sehingga angin akan berhembus kencang karena tidak adanya pohon. Pemandangan di Pos 3 ini sangat indah dengan view Gunung Merapi yang tampak berdiri dengan gagah.
 

Pos 3 - Pos 4 (Sabana 1) 

Untuk menuju Pos 4 kita harus melewati jalur yang bisa dibilang paling terjal sepanjang pendakian via Selo. Jalur yang dilewati berupa tanah merah yang sangat berdebu ketika musim kemarau dan akan sangat licin ketika hujan. Banyak percabangan di sepanjang jalan, tapi semua kan kembali mejadi satu sebelum tiba di Pos 4. Sebelum Pos 4 kita akan melewati sebuah tanah lapang yang bisa kita gunakan untuk mendirikan tenda. Pemandangan sepanjang perjalanan sangatlah indah dengan pemandangan padang savana yang membentang luas. Dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk sampai di Pos 4.

Pos 4 sering disebut Sabana 1 karena memang pos 4 terletak di pinggir sabana yang luas dan indah. Di pos 4 juga tidak ada shelter untuk berteduh. Biasanya para pendaki mendirikan tenda di dekat pohon untuk melindungi dari terpaan angin yang berhembus kencang.

Pos 4 - Pos 5 (Sabana 2)

Selepas pos 4 perjalanan dilanjutkan menuju Pos 5 atau banyak yang menyebutnya Sabana 2. Di sepanjang perjalanan kita akan melewati pemandangan yang menawan dan akan terlihat sabana 1 yang begitu indah jika dilihat dari tempat yang lebih tinggi. Kita harus melintasi padang yang terbuka dengan waktu sekitar 30 menit untuk sampai di Pos 5. 

Pos 5 letaknya berada di pinggir sebuah sabana. Di Pos 5 biasanya para pendaki mendirikan tenda untuk menginap sebelum dini hari melanjutkan perjalan ke puncak.

Pos 5- Puncak Kenteng Songo

Sepanjang perjalanan menuju puncak kita akan menemukan banyak bunga edelweiss yang sangat indah. Jalur yang dilalui terus menanjak hingga sampai ke puncak. Jalur berada di area yang terbuka sehingga kabut dan angin langsung menerjang kita. Untuk sampai di puncak membutukan waktu sekitar 1 jam.
Puncak Kenteng Songo adalah puncak paling tinggi diantara 7 puncak di Gunung Merbabu. Dari sini kita dapat melihat Gunung Merapi yang berdiri dengan gagah di sebelah selatan.